Agam – Kebutuhan beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia khususnya di wilayah Kabupaten Agam, Sumatera Barat akan selalu meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk. Namun hingga saat ini, sebagian besar petani yang memproduksi padi masih didukung oleh pupuk kimia.
Sementara Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/2007 merekomendasikan tentang penggunaan pupuk organik untuk memperbaiki kondisi dan kesuburan tanah, termasuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik.
Hal tersebut disampaikan Iqbal Masril Djanaik (Sutan Saidi Marajo), ST. MM, Distributor PT. Bandung Eco Sinergi Teknologi (BEST), pada hari Kamis, 21/01/2021, saat berada di Sawah Uji Coba Pupuk Organik ECO Farming Super Aktif, jenis padi Cantik Manih diluas lahan 1/4 hektar yang dimulai sejak awal bulan Januari 2021 dengan masa tanam selama 2 bulan di Jorong Galuang, Nagari Sungaipua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

“Sebenarnya sudah sejak lama Pemerintah mendorong para petani agar beralih menggunakan pupuk organik karena memiliki berbagai keunggulan, diantaranya bisa menyuburkan dan menyehatkan tanah dalam jangka panjang serta biaya operasional yang lebih murah,” kata Iqbal.
Berdasarkan pantauan kami, tingkat serapan pupuk organik dikalangan petani khususnya di Jorong Galuang, Sungaipua masih rendah, meskipun Pemerintah terus mendorong penggunaan pupuk organik dapat menekan biaya produksi pertanian.
Hal ini kita dapatkan, ucap Iqbal, setelah sebelumnya kami melaksanakan sosialisasi dihadapan kelompok tani yang berjumlah 13 orang, tentang metode penggunaan pupuk organik ECO Farming Super Aktif di rumah Hj. Ratinas, di Sungaipua pada hari Sabtu 28 November 2020 lalu.
Namun demikian, kami cukup memahami, mengapa serapan pupuk organik masih rendah. Salah satu alasan dikalangan para petani karena proses atau mekanisme kegiatan tanam dalam skala besar dinilai kurang efektif.
Sebenarnya, kekhawatiran para petani itu bisa ditepis, jika para petani mau menggunakan pupuk organik ECO Farming Super Aktif, produksi PT. BEST ini. Kandungan pokok pupuk organik ini telah memenuhi kebutuhan tanaman dalam memproduksi hasilnya dengan komposisi bahan yang tepat dan memberikan kinerja yang nyata pada tanaman, ujar pengusaha muda ini.
ECO Farming, bahkan dapat mereklamasi tanah yang rusak atau tidak layak untuk ditanam menjadi layak tanam, termasuk pengendalian hama yang bagus.
Manfaatnya tambah Iqbal, yaitu, meringankan biaya produksi, mempercepat masa panen, mencegah hama tanaman, meningkatkan unsur hara tanah, meningkatkan hasil produksi dan meningkatkan kualitas produksi.
Selain itu, ECO Farming juga cocok untuk tanaman sayuran, palawija, kedelai, tanaman hias, tebu, kacang hijau, kacang merah, buah-buahan, tembakau aren, jambe, kelapa, kelapa sawit, kopi, kurma dan lain sebagainya. Tentunya, beda jenis tanaman beda pula perlakuan pupuk organiknya.
Mekanisme penggunaan pupuk organik yang dicampur air harus sesuai dosis untuk masing-masing tanaman.
“Ada takarannya, begitu juga dengan dosis untuk penyemprotan lahan dan penyemprotan tanaman,” ucapnya.
Selain itu perlu diketahui, semakin lama pupuk dalam cairan, semakin bagus kualitasnya. Apabila pupuk setelah dicampur air berwarna putih mirip spora, itu adalah bakteri pengurai artinya kualitas semakin bagus.
Sebenarnya kita sudah melakukan banyak uji coba dibeberapa daerah, kebetulan saat ini berlangsung di Jorong Galuang, Sungaipua. Kabupaten Agam.
“Kita berharap uji coba ini sukses dan akan kita lakukan uji coba pupuk organik didaerah lain, agar semakin banyak lahan subur dan petani di Sumatera Barat makmur,” tutup Iqbal.
Distributor ECO Farming, Iqbal Masril Djanaik: +6285273426190 (*)