Sabtu, Maret 6, 2021
detaksumbar.com
Advertisement Banner
  • Home
  • Headline
  • Peristiwa
  • Parlemen
  • Ekonomi
  • Pilkada
  • Arena
  • Pariwisata
  • Sekilas Info
  • Lainnya
    • Video
    • Lensa
    • Ekspresi
    • Otomotif
    • Opini
No Result
View All Result
detaksumbar.com
No Result
View All Result
Home Headline

Wagub Nasrul Abit: Kita Akan Bantu Alat Tangkap Ikan Untuk Masyarakat Pulau Sinyau Nyau

by Cimiri
Selasa, 20 Maret 2018 | 22:17
Wagub Nasrul Abit: Kita Akan Bantu Alat Tangkap Ikan Untuk Masyarakat Pulau Sinyau Nyau
Share on FacebookShare on Twitter

DetakSumbar.com-Sinyau nyau – Pemerintah provinsi Sumbar siap menyalurkan bantuan kegiatan ekonomi masyarakat di pulau terluar, baik dalam bentuk jaring udang, mesin tempel, fist box bagi 42 kepala Keluarga (kk) yang memiliki perahu tangkap.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Nasrul Abit saat kunjungan kerja bersama Kementerian Koordinasi Politik Hukum dan Pertahanan Keamanan (Kemenko Pohukam) Repubilik Indonesia, dalam pertemuan dengan penduduk Sinyau Nyau Kabupaten Kepulauan Mentawai, Selasa (20/3/2018)

Hadir dalam kesempatan itu Bupati Yudas Sabagalet, Brigjen TNI Yasid Sulistya (Asdep Koordinasi Wilayah perbatasan Dan Tata Ruang pertahanan Kemenpolhukam ), Kolonel Inf. Sugeng Hartono (Kepala Bidang Tata Ruang Pertahanan Kemenpolhukam ), Deni Daryatno ( Analis Kebijakan Ahli) Kemenpolhukam , Kadis Perikanan dan Kelautan, Dinas Pariwisata , Badan Kesbangpol.

Wagub Nasrul Abit menyampaikan, saat ini produktifitas masyarakat Sinyau Nyau adalah menghasil kopra yang nilainya saat sangat rendah Rp. 4.000 /kg.

Kemudian mereka juga melakukan penangkapan ikan dan lobster dilaut hanya untuk konsumsi kebutihan makan sendiri, dan dibagi bagi masyarakat sekitar.

Belum lagi bernilai ekonomis yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Tidak ada pengumpul dan transportasi yang memadai membawa tangkapan ke lokasi yang lebih ramai.

Karena itu kita akan bantu, mesin tempel bagi yang punya kapal, alat tangkap dan jaring udang, fist box agar hasil tanggapan ini dapat dipasarkan dan dikelola dengan baik nantinya, terang Nasrul Abit.

Wagub Nasrul Abit juga menyampaikan, agar masyarakat yang berada di pulau Sinyau Nyau tidak membolehkan orang asing masuk dan membangun sesuatu dipulau ini.

Kita mesti menjaga pulau terluar ini dengan baik, selain itu jaga kebersamaan dan kerukunan warga pulau sebagai sikap solidaritas sebagai masyarakat sebangsa dan se tanah air, seru Nasrul Abit.

Asdep Koordinasi Wilayah perbatasan Dan Tata Ruang pertahanan Kemenpolhukam Brigjen Yazid Sulistyo MSi, dalam kesenpatan itu menyampaikan, ini pengalaman pertama melihat pulau terluar Sinyau Nyau yang penghuni 60 kepala keluarga yang amat antusias.

Kedatangan kami ingin melihat kondisi kehidupan masyarakat serta juga ingin meninjau progres pelaksanaan pembangunan kepada masyarakat oleh pemerintah daerahnya.

Kendala transportasi dan masih rendahnya pola kehidupan masyarakat tentu menjadi perhatian kami, untuk dibahas dalam tim pembanguan daerah perbatasan dan pulau terluar yang di dalamnya ada 17 kementerian terkait.

Tingkat pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat akan menjado laporan kami setiap 3 bulan progres kegiatan pertahanan dan keamanan diwilayah terluas dan siperbatasan, ungkapnya

Yazid juga menyampaikan himbauan kepada masyarakat pulau Sinyau Nyau agar tidak membolehkan dan membiarkan siapapun pihak asing menempati pulau ini.

Ini bahagian dari sistem pertahanan dan keamanan wilayah NKRI. Nanti kita juga akan berkoordinasi dengan Danlantamal, Danrem, Polda yang berkaitan dengan dukungan pengawasan dan pengamanan di wilayah Kepulauan Mentawai ini, tegasnya.

Bupati Mentawai Yudas juga menambahkan, pengawasan dan pengamanan laut perbatasan agar setiap masyarakat jika ada segera memberikan laporan kepada saya atau pemerintah daerah kepulauan Mentawai , agar nantinya ditindak lanjuti bagaimana mestinya.

Kita senang dengan kedatangan rombongan Kemenko Polhukam dan pemprov Sumbar ke Mentawai, sebagai semangat dan motivasi bagi kami dalam memajukan pelaksanaan pembangunan Mentawai agat keluar dari kategori daerah tertinggal.

Saat ini rumah-rumah si pulau Sinyau Nyao masih bentuk rumah singgah, dimana rumah mereka sebenarnya ada di kamoung mereka dari desa Teleleo Siberut Selatan.

Kita senang dengan budaya masyarakatnya yang sudah memiliki tradisi melakukan penangkapan lobster ukuran 200 gram tidak ditangkap dan dilepas kembali ke laut, agar nanti juga bisa besar dan menghindari kepunahan dini, ujar Yudas tersenyum.(*)

 

Related Posts

Pimpin Deklarasi Tolak KLB, Rezka Tegaskan Demokrat Solid dan Tegak Lurus dengan AHY

Pimpin Deklarasi Tolak KLB, Rezka Tegaskan Demokrat Solid dan Tegak Lurus dengan AHY

Sabtu, 6 Maret 2021 | 12:26

...

DKPP RI Akan Gelar Sidang di Kantor KPU Bukittinggi

DKPP RI Akan Gelar Sidang di Kantor KPU Bukittinggi

Kamis, 4 Maret 2021 | 20:00

...

Terbukti Tanah Pusaka Tinggi milik kaumnya Hakim Bebaskan Farida Warga Malalo dari Dakwaan Penyerobotan

Terbukti Tanah Pusaka Tinggi milik kaumnya Hakim Bebaskan Farida Warga Malalo dari Dakwaan Penyerobotan

Rabu, 3 Maret 2021 | 10:18

...

Wako Bukittinggi: Izin Operasional RSUD Bukittinggi Saat Ini Sedang Diupayakan

Wako Bukittinggi: Izin Operasional RSUD Bukittinggi Saat Ini Sedang Diupayakan

Selasa, 2 Maret 2021 | 17:02

...

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • Peristiwa
  • Parlemen
  • Ekonomi
  • Pilkada
  • Arena
  • Pariwisata
  • Sekilas Info
  • Lainnya
    • Video
    • Lensa
    • Ekspresi
    • Otomotif
    • Opini

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In